Jumat, 21 Februari 2014

Review: Aura - Maryuuinkouga Saigo no Tatakai

Aura - Maryuuinkouga Saigo no Tatakai



Sinopsis: Satou Ichirou pernah menyebut dirinya “Maryuin Koga” dan berperilaku seolah-olah dia seorang pahlawan di dunia fantasi. Perilakunya aneh menyebabkan teman-teman sekelasnya mengejeknya sampai dia pun meninggalkan sekolah. Di sekolah barunya, ia mencoba untuk berperilaku seperti anak normal, tapi suatu hari ia bertemu dengan seorang gadis berpakaian aneh dengan jubah biru. Dia menyebut dirinya “seorang peneliti dari dunia luar untuk mencari ‘Dragon Terminal’”. Pada awalnya, Ichirou menolak gadis itu, Satou Ryouko, karena perilakunya mengingatkannya pada masa lalunya yang memalukan, tapi ia berubah pikiran setelah melihat dia sering diganggu orang sekitarnya. Dalam rangka untuk membawa Ryouko kembali ke kehidupan nyata, Ichirou menerima dan masa lalunya dan memulai pertempuran terakhir sebagai Maryuin Koga.


Review: Waktu itu aku sedang bingung mencari bahan tontonan disela-sela jadwal sekolah yang padat, kira-kira satu bulan yang lalu. Kemudian, di searching, aku menemukan judul ani-movie ini dan merasa tertarik. Dari sinopsisnya, ani-movie ini mengangkat tema yang sama dengan Chuunibyou Demo Koi ga Shitai, yaitu mengenai penyakit Chuunibyou.


Dan seperti tokoh utama pria Chuunibyou Demo Koi ga Shitai, sang Dark Flame Master, yaitu Yuuta; Inchirou Satou pun akan memulai kehidupan normalnya di SMA dan melupakan masa lalunya yang cukup menyedihkan. Saat SMP ia sering dibully oleh teman-temannya karena perilaku anehnya.






Kemudian pada suatu hari, tanpa sengaja ia bertemu dengan Ryouko Satou, teman satu kelasnya yang selalu absen. Satou (Perempuan) ternyata menderita Chuunibyou, sehingga selalu membawa benda aneh dan mengenakan kostum aneh ke mana-mana, bahkan ia tidak mau memakai seragam ketika akhirnya Satou (Pria) berhasil membujuknya untuk masuk sekolah.
 

Jalan ceritanya, menurutku, agak terburu-buru. Yah, mengingat ani-movie ini hanya berdurasi 1 jam 22 menit saja (Tapi, hey, Hotarubi no Mori e, yang notabene memiliki durasi film yang begitu singkat, masih bisa memanjakan mataku dengan alur cerita yang mengalir seperti air, selembut belaian Gin di pipi *Plop*)


Mari berlanjut. Aku menemukan beberapa kekurangan di ani-movie ini selain alur cerita yang lumayan ngebut. Seperti, aku merasa kurang menemukan sesuatu yang menarik dari konflik yang diangkat di ani-movie ini, rasanya seperti “Hah? Kok Cuma begini? Konfliknya mana, nih?”

Untuk desain karakter dan artworknya, lumayan sederhana dan bagus.



Pada waktu melihat adegan pertama, aku sempat berpikir aku salah mendownload karena di scene itu memperlihatkan adegan pertarungan yang lumayan seru. Tapi kemudian aku sadar, “Okeh, ini anime anak Chuunibyou.. jadi wajar. Haha.”
Dan ketika anime ini berakhir, aku menjadi berpikir, “Kenapa enggak pakek cerita yang kayak di adegan pertama aja, ya. Kan kayaknya lebih seru.”







Well, sejujurnya aku tidak begitu menikmati ani-movie ini, tapi banyak hal penting yang bisa kita ambil dari sini. Aku suka ending di mana akhirnya Satou (Perempuan) berhasil diselamatkan oleh Satou (Pria). Itu cukup romantis. (ʆƪ ≥◊≤ʆƪ) ♫♥





4 komentar:

  1. yosha~
    aku udah nonton movie ini ampek abis. menurutku sih iya konfliknya kurang greget, tapi kalo soal alur yang kecepetan.. kayaknya gk terlalu juga. kayak tau-tau.. loh, uda tamat #apabedanya? xD

    Aku juga suka endingnya. mantap d^0^b

    BalasHapus
  2. Pendapat orang kan berbeda :)
    Iya, aku juga suka endingnya ^^

    BalasHapus
  3. Animenya mantap.. tpi masih bingung di bagian endingnya.. padahal ini animenya tergolong mudah di pahami tpi sayanya saja yg ga pinter :p

    BalasHapus
  4. Aku udh nonton. Menurut gw lumayan bagus endingnya. Cuma ya cerita nya kurang panjang.tiba tiba udh selesai aja. Konflik nya kurang berasa. Tapi tetep bagus buat di tonton

    BalasHapus